Menyusun Rencana Kebahagiaan: Bagaimana Mulai Dari Sekarang
Menyusun Rencana Kebahagiaan: Bagaimana Mulai Dari Sekarang – Siapapun, siapapun dia, apapun pekerjaannya, apapun penampilannya, miskin atau kaya, pengikutnya di media sosial sedikit atau banyak, semua bisa bahagia. Tak perlu mencari kebahagiaan karena kebahagiaan itu ada di setiap langkah yang kita ambil.
Sekelompok remaja bercanda di hari bebas mobil di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (28/5/2023).
Menyusun Rencana Kebahagiaan: Bagaimana Mulai Dari Sekarang
Sebenarnya tidak perlu mencari kebahagiaan karena ada kebahagiaan di setiap langkah yang kita ambil. Kebahagiaan adalah milikmu, jadi kamu tidak memerlukan persetujuan orang lain. Tidak membanding-bandingkan, merasa nyaman dengan apa yang dimiliki, menerima apapun kondisi yang dimiliki, dan tidak mengkhawatirkan omongan orang adalah kunci kebahagiaan.
12 Cara Membahagiakan Diri Sendiri, Love Your Self First
Sejak meninggalkan berbagai pekerjaan lamanya, mulai dari dosen hingga koordinator proyek konstruksi, Anila (49) memilih fokus menjadi penulis, penerjemah, editor, dan korektor. Penghasilan yang diperolehnya dari pekerjaan barunya hanya sepersepuluh dari gaji pekerjaan lamanya. Namun, Anila lebih bahagia dengan pekerjaan barunya.
“Semuanya (pekerjaan baru) saya kerjakan dengan senang hati, semuanya keluar, tanpa terlalu memperhitungkan subjeknya. Benar-benar fokus agar naskah atau buku yang saya kerjakan mendekati hasil yang diharapkan. “Saya menganggap kehormatan yang saya terima sebagai bonus atas kebahagiaan yang saya terima,” kata Anila, perempuan asal Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (8/7/2023).
Anila merupakan lulusan salah satu universitas terbaik di Indonesia. Sejak SMA ia harus mengikuti sains hingga akhirnya belajar sains. Ia harus melepaskan segala hobi masa kecilnya, mulai dari membaca buku, menulis diari, puisi hingga mengetik berbagai cerita. Untungnya, dia masih banyak membaca novel sastra.
Di tengah kesibukannya di pekerjaan sebelumnya selama sepuluh tahun terakhir, Anila mulai menerima pekerjaan penerjemahan. Faktanya, dia lebih menikmati pekerjaan paruh waktunya. Akhirnya, 12 tahun lalu, ia memilih fokus menulis.
Aku (hanya) Ingin Bahagia
Kelompok tari Cancer Information and Support Center (CISC) berlatih tari fan koneng tapak, salah satu tarian daerah DKI Jakarta, di Jakarta, Rabu (29/1/2020). Para penarinya adalah penyintas dan penderita kanker.
Ajaibnya, dia tidak pernah sakit parah karena pekerjaannya selama ini. Padahal, dulu obat maag adalah teman sejati dalam bekerja.
“Pernah ada seorang kerabat yang membandingkan penghasilan dari pekerjaannya saat ini dengan penghasilan dari pekerjaan lamanya yang jauh lebih banyak. Saya senang, saya nyaman dan orang-orang di sekitar saya tidak dirugikan,” ujarnya.
Pihak keluarga tidak pernah mempermasalahkan pekerjaan barunya karena Anila masih tampak sibuk. Namun, reaksi dari sepupunya, “Wah, kamu terkenal,” atau komentar teman-teman sekolah lama yang mengagumi tulisan atau editingnya, membuatnya semakin yakin dengan pilihannya.
Bangun Kebahagiaan Di Usia Dewasa, 7 Sikap Sederhana Ini Perlu Dimiliki
Namun dari waktu ke waktu, Anila pun memikirkan pencapaian materi yang diraihnya saat ini. Yang jelas, dia tidak seperti orang-orang seumuran lainnya yang sudah punya rumah, mobil, atau berencana menunaikan ibadah haji. Namun, ia akhirnya menyadari bahwa ia tidak mampu mengurus berbagai harta benda tersebut. Jika tidak, semakin lama Anda memikirkan tentang harta benda yang berbeda, Anda akan semakin memikirkan terlalu banyak hal.
“Dengan tidak adanya hal-hal tersebut, apakah saya akan berdampak pada orang lain di masa tua saya atau tidak, saya masih belum punya jawabannya,” ujarnya.
Lainnya adalah Anila Binar (20), warga Tangsel, Banten, mahasiswa salah satu universitas ternama di Depok, Jawa Barat. Saat hendak masuk perguruan tinggi, ayahnya memasuki usia pensiun, menderita stroke, dan kakak laki-lakinya kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19 tahun 2020.
Situasi ini menyadarkannya bahwa pilihannya sangat terbatas dalam memilih universitas. Ia hanya bisa masuk perguruan tinggi negeri dan kelas reguler. Karena kondisi keuangan keluarga yang buruk, ia tidak bisa kuliah di universitas swasta atau mengambil kelas internasional di universitas negeri.
Afirmasi Diri Yang Wajib Kamu Ingat Setiap Saat✨💖
Di tengah keterbatasan tersebut, ia tetap bersyukur bisa diterima di perguruan tinggi negeri, meski unggul dari pilihan keduanya. Bahkan, ia mendapat potongan biaya pendidikan sekitar 70 persen dibandingkan biaya yang dibayarkan mahasiswa lainnya. Terlepas dari kenyataan bahwa ia merasa cocok dengan pilihan besarnya yang kedua, meski kesempatan magang atau kerja lebih terbatas.
Kunci kebahagiaan itu sederhana, merasa nyaman dengan apa yang kita miliki dan menerima diri kita apa adanya dengan segala keadaan yang ada.
Atas segala tantangan dan keterbatasan yang ada, Binar bersyukur sekaligus bahagia dengan keadaannya saat ini. Namun, ketika ia mulai membandingkan kehidupan teman-temannya yang jauh lebih bahagia, rasa cemburu dan ketidakbahagiaan pun muncul. Kegelisahan ini muncul karena ia merasa harus berjuang lebih keras untuk mencoba sesuatu dibandingkan dengan teman-temannya yang dengan mudahnya mencoba hal baru yang mereka sukai.
“Iya… perasaan (cemburu) itu masih wajar dan setiap orang punya perjuangannya masing-masing. Kalau dipikir-pikir, saya masih punya banyak keistimewaan dibandingkan orang lain yang tidak seberuntung saya,” ujarnya.
10 Kunci Hidup Tenang Dan Bahagia Agar Terhindar Dari Gelisah
Kepala Pusat Konseling dan Konseling Psikologi yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta, Meiske Yunithree mengatakan, kebahagiaan tidak serumit yang kita bayangkan. Kunci kebahagiaan itu sederhana, merasa nyaman dengan apa yang kita miliki dan menerima diri kita apa adanya dengan segala keadaan yang ada.
Sifat manusia itu serakah, sulit dipuaskan. Ketidakmampuan kita menerima apa yang kita punya dan tidak bisa merasa cukup dengan apa yang kita punya adalah kunci dari ketidakpuasan, ujarnya.
Sepasang suami istri baru menikah merayakan momen bahagia di tengah derasnya hujan di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (31/12/2018).
Sulit bagi seseorang untuk merasa puas dengan apa yang telah dicapainya karena terlalu khawatir dengan perkataan orang lain dan suka membandingkan dirinya dengan orang lain. Faktanya, ketika kita mulai membandingkan segala sesuatunya, saat itulah kita mulai merasa tidak bahagia. Semakin sering kita membandingkan diri kita dengan orang lain, baik disengaja maupun tidak, maka semakin sulit pula kita menemukan kebahagiaan.
Apa Benar Uang Bisa Membuat Bahagia??
Namun, menerima apa yang dipertaruhkan bukan berarti masyarakat tidak harus mempunyai cita-cita. Setiap orang pasti mempunyai suatu titik atau kondisi yang ingin dicapainya dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapainya. Setiap orang juga harus memiliki tujuan dalam hidup. Namun tujuannya adalah mencapai kebahagiaan meski ada di hati.
Jika kita tidak pernah merasa cukup, tidak menerima pandhum (menerima anugerah Tuhan dan sadar akan hak diri sendiri dan hak orang lain), maka manusia bisa melakukan hal-hal yang merendahkan kemanusiaan dan akalnya. Seseorang dapat menipu, mencuri, merusak, menggunakan mantra sihir, menipu teman, dan bahkan mengambil nyawa orang lain untuk menguasai harta bendanya.
Oleh karena itu, semua orang bisa bahagia. Miskin atau kaya, penuh atau cacat, sederhana atau mewah, tukang ojek atau pemimpin eksekutif puncak, wajah sederhana atau luar biasa cantik, pengikut sedikit atau banyak pengikut di media sosial, semua orang belum bisa bahagia.
Namun, seringkali hidup tidak berjalan sesuai rencana. Hambatan dan kendala bisa muncul secara tiba-tiba, sehingga memaksa kita untuk menata kembali keinginan dan harapan serta menata ulang langkah dan tujuan hidup. Meski segala upaya dilakukan sekuat tenaga, namun pada kenyataannya tidak selalu bisa menghasilkan keuntungan dan terkadang keberuntungan juga tidak bisa dikesampingkan.
Bahagia Menjadi Diri Sendiri
Ketika roda kehidupan tidak berjalan sesuai rencana maka akan muncul perasaan kecewa, sedih, marah dan berbagai emosi negatif lainnya. “Kekecewaan merupakan reaksi yang lumrah dan manusiawi ketika keinginan tidak tercapai padahal usaha sudah dilakukan, seperti halnya perasaan senang ketika usaha kita membuahkan hasil,” ujar peneliti kebahagiaan yang merupakan dosen Fakultas Psikologi, Sultan Syarif Kasim. Universitas Islam Negeri Riau, Diana Elfida.
Namun munculnya emosi negatif akibat kekecewaan dibarengi dengan stres, kecemasan, bahkan depresi. Untuk itu, peneliti rasa syukur yang merupakan dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Muhana Sofiati Utami, mengingatkan pentingnya mengelola berbagai emosi negatif agar kita bisa tetap bahagia.
Rasa syukur merupakan konstruksi kognitif, emosional, dan perilaku yang muncul dari dalam, bukan melalui paksaan eksternal. Rasa syukur akan membantu manusia menjalani hidup secara positif, dengan menciptakan kegembiraan, kepuasan hidup, dan keberkahan hidup. Rasa syukur kita akan membuat kita merasa tidak kekurangan, mengakui kontribusi pihak lain terhadap kesejahteraan yang kita rasakan, dan membuat kita lebih menghargai segala kesenangan sederhana.
Dalam keadaan terburuk sekalipun, kata Diana, mengucap syukur masih bisa dilakukan jika kita yakin bahwa takdir Tuhan adalah yang terbaik dan segala sesuatu yang terjadi, baik buruknya pasti ada hikmahnya. Sikap ini akan memudahkan seseorang untuk selalu bersyukur. Jika sikap ini dilatih dari hal sederhana, maka seseorang akan lebih mudah bersyukur ketika ujian sulit itu benar-benar datang.
Hindari 10 Kebiasaan Ini Agar Anda Bahagia
“Sebagai umat beragama, rasa syukur juga merupakan pengakuan akan keberadaan Tuhan dan partisipasi dalam setiap usaha yang kita lakukan. Tuhan akan selalu menentukan yang terbaik untuk kita, meski tidak selalu yang kita inginkan,” ujarnya.
Warga berjalan-jalan di sekitar Desa Bandungan di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah sambil memegang kendi berisi air hujan saat acara Dulang Sari ning Mendhung Sejati, Sabtu (18/3). Acara ini antara lain digelar untuk mensyukuri nikmat Tuhan berupa melimpahnya air hujan.
Dalam hidup, permasalahan memang tidak bisa dihindari. Namun, kata Muhana, permasalahan ini bisa diperkuat atau dilemahkan tergantung bagaimana kita menyikapi permasalahan tersebut. Jika kita menyikapi situasi yang tidak menyenangkan secara positif, misalnya dengan bersyukur, maka musibah yang menimpa kita akan semakin menguat.
Orang yang bersyukur cenderung melihat seluruh hidupnya sebagai anugerah dan berkah. Rasa syukur akan membangun suasana hati yang positif. Dampaknya adalah: “Mereka akan mampu mengolah informasi dengan lebih efektif, lebih dermawan atau altruistik, akan memiliki harga diri yang lebih baik dan pada akhirnya merasa lebih bahagia,” ujarnya.
Resep Keluarga Sejahtera: Ayo Rencanakan Keuangan! .:: Sikapi ::.
Banyak orang yang mengartikan kebahagiaan dalam arti uang atau materi, karena mereka berpikir jika punya uang, mereka bisa memenuhi kebutuhan keluarga, membeli apa yang diinginkan, dan bisa membantu orang lain. Ya, tidak dapat disangkal bahwa uang bisa membuat Anda bahagia. Namun, jangan sedih dengan kami jika kami tidak punya uang.
Ukuran kebahagiaan ada pada diri sendiri, bukan berdasarkan pendapat, perkataan atau pengalaman orang lain. Penting juga untuk tidak mudah iri dengan prestasi orang lain. Perilaku “bahagia